Hukuman fisik bisa menyakiti mental anak hingga ia dewasa.
Beberapa waktu lalu, di sebuah pusat perbelanjaan, Beritasatu.com melihat seorang ibu memukul anaknya karena bersikap tidak patuh. Meski ada kalanya orangtua kehabisan kesabaran saat berusaha mengajar disiplin kepada anak, melakukan hukuman fisik pada anak, menurut para ilmuwan, bukan hal yang bijaksana.
Menurut psikolog dan pengarang bukuSecrets of Happy Couples: Loving Yourself, Your Partner, and Your Life, Kim Olver, ada 10 alasan menghukum anak secara fisik adalah hal yang sangat tidak baik untuk dilakukan:
1. Menunjukkan pesan, yang lebih kuat adalah yang benar
Bila orangtua menggunakan hukuman fisik untuk menunjukkan kepada si anak akan kesalahannya, maka pesan yang dikirimkan adalah: "Siapa yang lebih kuat dan lebih besar bisa memutuskan apa yang benar dan apa yang salah".
Perlu dipikirkan, apakah orangtua ingin mengajarkan kepada anak bahwa untuk mengutarakan pendapatnya atau untuk menunjukkan ia benar adalah dengan berbuat kasar/bertubuh besar?
2. Mengajarkan: orang dewasa boleh menyakiti fisik orang yang lebih muda
Memberi hukuman fisik kepada anak mengajarkan, orang yang lebih tua dan lebih besar, memiliki hak untuk menyakiti fisik orang yang muda dan bertubuh kecil. Pesan ini amat membingungkan si anak bila ia juga diajar untuk tidak memukul orang lain. Apa jadinya bila si anak kelak tumbuh menjadi orang yang bertubuh lebih besar dari orangtuanya?
3. Mencontohkan bahwa kekerasan akan menyelesaikan segala masalah
Memberi hukuman fisik juga menunjukkan kepada anak bahwa kekerasan adalah cara yang tepat dan diperbolehkan untuk menyelesaikan masalah dalam hidup.
Hukuman fisik dari orangtua kepada anak akan diartikan sebagai bentuk bullying, mengirim pesan kepada anak bahwa ini adalah cara efektif untuk membuat orang lain melakukan apa yang kita inginkan.
4. Merusak kepercayaan diri anak
Bila si kecil dipukul oleh orang-orang yang seharusnya melindunginya, maka akan ada pertanyaan yang berkelebat di benak anak, seperti, "Apa ada yang salah dengan saya?"
Harga diri adalah hal yang sungguh penting dalam diri seseorang, sayangnya, hal ini pula punya bentukan yang sangat ringkih. Bila Anda ingin anak sukses dalam hidup, level dari harga diri adalah salah satu faktor terpenting yang ia perlukan.
5. Menciptakan gejala masalah mental
Menurut sebuah studi, hukuman fisik dari orangtua kepada anak akan menciptakan masalah mental anak di masa depan.
6. Merusak kepercayaan dan hubungan orangtua-anak
Bila seseorang dipukul, apakah ada yang berterima kasih dan bersyukur kepada orang yang memukul? Kemungkinan terbesar, benak akan berkata "Saya benci kamu" atau komentar-komentar lain yang bersifat benci.
Anak-anak berharap orangtuanya akan melindungi dan mencintainya dengan kasih, bukan dengan pukulan. Pukulan atau hukuman fisik lainnya membuat si anak berpikir mengenai konsep tersebut.
7. Tak bisa belajar optimal
Penelitian membuktikan, tubuh tidak bisa belajar dan berpikir bila selalu dalam keadaan takut. Rasa takut menciptakan insting bertahan atau melawan, serta mengucurkan hormon adrenalin dan kortisol dalam darah. Bila ini terjadi maka otak tak akan mampu berpikir maupun belajar.
8. Mengurangi efek orangtua pada anak
Hubungan baik dan harmonis memudahkan seseorang untuk menciptakan efek dalam memberi masukan, arahan, dan sebagainya.
Siapa orang-orang yang paling bisa memberi pengaruh kepada Anda? Apakah orang yang mengasari atau orang yang mencintai Anda dengan lembut dan penuh dukungan?
9. Membuat anak mencari cara untuk lari dari orangtuanya
Siapa orang yang suka dihukum? Kebanyakan orang akan melakukan apa yang mereka inginkan kecuali risiko hukumannya cukup tinggi. Hukuman fisik dari orangtua yang berulang akan membuat si anak mencoba mencari cara berbohong atau lari dari orangtuanya bila ia melakukan kesalahan. Bila terus terjadi, ia akan selalu merasa takut dan selalu mencari cara untuk lari dari orangtuanya.
10. Ada banyak cara untuk mengajar anak tentang disiplin ketimbang hukuman fisik
Hukuman fisik bukan satu-satunya cara untuk orangtua mengajarkan disiplin atau membenarkan kesalahan yang telah dilakukan anak. Ada banyak cara komunikasi yang lebih efektif untuk memberi ajaran kepada anak. Hanya karena orangtua dari orangtua menggunakan hukuman fisik di zaman dulu, bukan berarti hal itu boleh menjadi alasan untuk melakukan hal yang sama kepada anaknya.
Beberapa waktu lalu, di sebuah pusat perbelanjaan, Beritasatu.com melihat seorang ibu memukul anaknya karena bersikap tidak patuh. Meski ada kalanya orangtua kehabisan kesabaran saat berusaha mengajar disiplin kepada anak, melakukan hukuman fisik pada anak, menurut para ilmuwan, bukan hal yang bijaksana.
Menurut psikolog dan pengarang bukuSecrets of Happy Couples: Loving Yourself, Your Partner, and Your Life, Kim Olver, ada 10 alasan menghukum anak secara fisik adalah hal yang sangat tidak baik untuk dilakukan:
1. Menunjukkan pesan, yang lebih kuat adalah yang benar
Bila orangtua menggunakan hukuman fisik untuk menunjukkan kepada si anak akan kesalahannya, maka pesan yang dikirimkan adalah: "Siapa yang lebih kuat dan lebih besar bisa memutuskan apa yang benar dan apa yang salah".
Perlu dipikirkan, apakah orangtua ingin mengajarkan kepada anak bahwa untuk mengutarakan pendapatnya atau untuk menunjukkan ia benar adalah dengan berbuat kasar/bertubuh besar?
2. Mengajarkan: orang dewasa boleh menyakiti fisik orang yang lebih muda
Memberi hukuman fisik kepada anak mengajarkan, orang yang lebih tua dan lebih besar, memiliki hak untuk menyakiti fisik orang yang muda dan bertubuh kecil. Pesan ini amat membingungkan si anak bila ia juga diajar untuk tidak memukul orang lain. Apa jadinya bila si anak kelak tumbuh menjadi orang yang bertubuh lebih besar dari orangtuanya?
3. Mencontohkan bahwa kekerasan akan menyelesaikan segala masalah
Memberi hukuman fisik juga menunjukkan kepada anak bahwa kekerasan adalah cara yang tepat dan diperbolehkan untuk menyelesaikan masalah dalam hidup.
Hukuman fisik dari orangtua kepada anak akan diartikan sebagai bentuk bullying, mengirim pesan kepada anak bahwa ini adalah cara efektif untuk membuat orang lain melakukan apa yang kita inginkan.
4. Merusak kepercayaan diri anak
Bila si kecil dipukul oleh orang-orang yang seharusnya melindunginya, maka akan ada pertanyaan yang berkelebat di benak anak, seperti, "Apa ada yang salah dengan saya?"
Harga diri adalah hal yang sungguh penting dalam diri seseorang, sayangnya, hal ini pula punya bentukan yang sangat ringkih. Bila Anda ingin anak sukses dalam hidup, level dari harga diri adalah salah satu faktor terpenting yang ia perlukan.
5. Menciptakan gejala masalah mental
Menurut sebuah studi, hukuman fisik dari orangtua kepada anak akan menciptakan masalah mental anak di masa depan.
6. Merusak kepercayaan dan hubungan orangtua-anak
Bila seseorang dipukul, apakah ada yang berterima kasih dan bersyukur kepada orang yang memukul? Kemungkinan terbesar, benak akan berkata "Saya benci kamu" atau komentar-komentar lain yang bersifat benci.
Anak-anak berharap orangtuanya akan melindungi dan mencintainya dengan kasih, bukan dengan pukulan. Pukulan atau hukuman fisik lainnya membuat si anak berpikir mengenai konsep tersebut.
7. Tak bisa belajar optimal
Penelitian membuktikan, tubuh tidak bisa belajar dan berpikir bila selalu dalam keadaan takut. Rasa takut menciptakan insting bertahan atau melawan, serta mengucurkan hormon adrenalin dan kortisol dalam darah. Bila ini terjadi maka otak tak akan mampu berpikir maupun belajar.
8. Mengurangi efek orangtua pada anak
Hubungan baik dan harmonis memudahkan seseorang untuk menciptakan efek dalam memberi masukan, arahan, dan sebagainya.
Siapa orang-orang yang paling bisa memberi pengaruh kepada Anda? Apakah orang yang mengasari atau orang yang mencintai Anda dengan lembut dan penuh dukungan?
9. Membuat anak mencari cara untuk lari dari orangtuanya
Siapa orang yang suka dihukum? Kebanyakan orang akan melakukan apa yang mereka inginkan kecuali risiko hukumannya cukup tinggi. Hukuman fisik dari orangtua yang berulang akan membuat si anak mencoba mencari cara berbohong atau lari dari orangtuanya bila ia melakukan kesalahan. Bila terus terjadi, ia akan selalu merasa takut dan selalu mencari cara untuk lari dari orangtuanya.
10. Ada banyak cara untuk mengajar anak tentang disiplin ketimbang hukuman fisik
Hukuman fisik bukan satu-satunya cara untuk orangtua mengajarkan disiplin atau membenarkan kesalahan yang telah dilakukan anak. Ada banyak cara komunikasi yang lebih efektif untuk memberi ajaran kepada anak. Hanya karena orangtua dari orangtua menggunakan hukuman fisik di zaman dulu, bukan berarti hal itu boleh menjadi alasan untuk melakukan hal yang sama kepada anaknya.