Kamis, 09 Agustus 2012

Sikap Efektif Ketika Menghadapi Orang yang Membosankan

Anda pernah menghadapi orang-orang yang suka mengganggu, menjengkelkan atau kehadirannya membosankan? Saya yakin kita semua pernah menghadapi orang-orang seperti ini, atau mungkin diri sendiri juga pernah melakukan hal yang sama kepada orang lain.


Jika itu terjadi sekali atau dua kali, bagi kita hal itu mungkin tidak apa-apa, tetapi ada kalanya orang-orang seperti itu muncul dalam aspek kehidupan kita di mana kita harus berurusan dengan orang yang demikian secara terus-menerus. Mereka mungkin saja rekan bisnis, rekan kerja, teman, atau bahkan anggota keluarga dan kerabat. Dalam kasus tersebut, kita harus belajar bagaimana menghadapi orang yang membosankan atau menjengkelkan. Berikut tips untuk menghadapi situasi yang demikian:


1. Anda hanya dapat mengubah sendiri
Ketika berhadapan dengan orang, selalu ingat bahwa Anda tak perlu mengubah orang lain, tapi mengubah diri sendiri. Mengubah diri sendiri saja sudah sulit, apalagi mencoba untuk mengubah orang lain. Cara terbaik untuk mengatasi situasi ini adalah untuk mengubah cara pandang dan bagaimana Anda menyikapinya. 


2. Buatlah batasan Anda
Buat batasan yang jelas sehubungan dengan apa yang dapat Anda tolerir dan apa yang tidak. Kemudian konsistenlah dengan itu. Anda memiliki ruang privasi Anda sendiri dan itu hak pribadi Anda. Dengan menggambarkan batas-batas yang jelas, maka akan lebih jelas tentang jenis perilaku yang diharapkan dari orang lain. Jika Anda tidak melakukannya, maka orang cenderung tidak sadar akan batas-batas pribadi. Jika hal ini terjadi, maka Anda merasa diabaikan dan kurang direspek.


3. Bersikap tegas bila diperlukan
Jika orang yang suka mengganggu tersebut masih saja melanggar batas-batas yang Anda tentukan, maka Anda perlu tegas terhadapnya. Berikan teguran atau peringatan yang lembut pada awalnya. Jika mereka masih saja tidak paham, maka Anda harus tegaskan sekali lagi tentang batasan pribadi Anda. Hal ini mungkin membuat Anda terkesan sombong atau bersifat bossy di mata mereka, tetapi yakinlah pemahaman akan hubungan tidak terjadi dalam waktu yang singkat. Jika aturan pribadi Anda itu masuk akal, lambat laun orang lain akan menyadari bahwa Anda memang berlaku pantas terhadap diri Anda.


4 Mengabaikan mereka
Mengabaikan merupakan tindakan yang efektif di saat-saat yang tepat. Ada kalanya kata-kata harus ditahan, seperti peribahasa diam itu emas. Dengan mengabaikan orang yang suka mengganggu berarti mengisyaratkan kepada mereka bahwa Anda tidak senang dengan perilaku mereka dan hal ini dapat mendorong mereka melakukan refleksi diri.


5. Tidak perlu tersinggung
Seringkali orang-orang berperilaku dengan cara yang sama hampir kepada semua orang. Misalnya, Anda punya teman yang sangat negatif. Dia suka melontarkan kritik saat Anda bersamanya. Pada awalnya Anda berpikir dia adalah orang perhatian, karena dia mengkritik secara pribadi, tapi setelah Anda amati bagaimana dia berinteraksi dengan teman orang lain, dia juga melakukan hal yang sama. Dalam kondisi seperti ini, Anda tak perlu tersinggung lagi, karena mengkritik merupakan kebiasaan teman Anda.


6. Amati bagaimana orang lain berinteraksi dengan orang seperti ini
Memperhatikan orang lain yang sedang berinteraksi dengan orang yang suka menjengkelkan dapat memberi Anda perspektif bagaimana berhadapan dengan orang seperti itu di lain waktu. Hal ini mungkin sering kita jumpai dalam hubungan rekan kerja. Orang yang senang mengganggu atau menjengkelkan bukan orang yang harus disisihkan dari lingkaran interaksi Anda, tetapi Anda hanya perlu strategi yang lebih baik untuk meminimalkan hal yang tidak menyenangkan saat berinteraksi dengan dia.


7. Tunjukkan kebaikan
Sering kali, orang yang Anda rasa menjengkelkan tersebut berlaku demikian untuk mereka mencari empati. Beri waktu untuk mendengar unek-unek mereka. Perhatikan jika mereka membutuhkan bantuan, atau jika ada sesuatu yang dapat Anda lakukan untuk membantu mereka. Bisa saja  orang-orang yang sikapnya membosankan membutuhkan bantuan tetapi tidak tahu bagaimana mengungkapkannya. Bantu mereka untuk mengungkap masalah mereka, kemudian utarakan pendapat Anda, namun biarkan mereka mengambil alih situasi tersebut, karena hasil akhirnya adalah Anda ingin mereka belajar untuk mengendalikan situasi mereka sendiri, dan tidak ingin terus-menerus tergantung pada bantuan Anda.




sumber : tipsmu-tipsku.com